Bawang merah masih menjadi komoditas pertanian utama yang dibudidayakan di Desa Tempel. Mayoritas petani di desa ini menanam bawang merah, baik di lahan milik pribadi maupun lahan garapan. Menurut hasil wawancara dari beberapa petani bawang merah, alasan utama mereka membudidayakan bawang merah adalah karena mudah ditanam, cepat panen, serta lebih menguntungkan.
Petani biasanya memanen bawang merah saat berumur 50-60 hari setelah tanam. Dalam satu hektar lahan dihasilkan sekitar 7-9 ton bawang merah. Setelah proses panen, sebagian besar bawang merah akan di jual ke tengkulak dalam bentuk bawang merah segar, sebagian lagi dikonsumsi secara pribadi dan sisanya disimpan untuk dijadikan bibit pada masa tanam berikutnya.
Selain bawang merah, petani di Desa Tempel juga menanam komoditas pertanian lainnya, yaitu padi, tanaman hortikultura (cabai, terong, tomat), serta kacang-kacangan. Tanaman-tanaman tersebut biasanya ditanam dalam satu lahan dengan bawang merah menggunakan sistem tumpang sari. Tanaman bawang merah ditanam terlebih dahulu di lahan, setelah cukup tinggi kemudian ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya. Menurut petani, cara ini cukup efektif untuk mengoptimalkan pengolahan lahan serta meningkatkan pendapatan mereka.