Pada tanggal 29 Juli dan 5 Agustus 2023, Tim KKN-PPM UGM secara penuh semangat memberikan pelatihan yang sangat berharga kepada kelompok tani setempat. Fokus pelatihan tersebut adalah pemanfaatan eceng gondok menjadi biochar, pupuk kompos, dan briket.
Biochar, sebuah bahan padat yang kaya akan karbon, dihasilkan melalui konversi limbah organic pertanian melalui proses pembakaran yang tidak sempurna. Dengan karakteristik uniknya, Biochar mampu memainkan peran penting sebagai pembenah tanah. Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dapat diperbaiki melalui pemanfaatan Biochar. Dalam konteks pelatihan ini, eceng gondok dijadikan bahan utama dalam proses pembuatan Biochar, membuktikan kreativitas dalam memanfaatkan sumber daya lokal. Pada tanggal 29 Juli, pembuatan biochar menggunakan alat sederhana, yaitu kawat besi sebagai cerobong. Pada tanggal 5 Agustus, praktek dilakukan menggunakan pirolisator untuk proses pembakaran eceng gondok menjadi Biochar.
Sementara itu, pelatihan pembuatan pupuk kompos juga menjadi bagian integral dari sesi ini. Bahan baku utama adalah eceng gondok yang dicacah dan jerami. Melalui langkah-langkah yang dijelaskan secara rinci dalam pelatihan, kelompok tani diajarkan untuk mencampur bahan-bahan tersebut dengan cairan Effective Microorganisme 4 (EM4). Proses fermentasi memakan waktu 4-5 minggu untuk menghasilkan pupuk kompos yang kaya akan nutrisi dan mampu meningkatkan kesuburan tanah, berkontribusi pada hasil panen yang lebih baik.
Tidak berhenti di situ, pada tanggal 5 Agustus 2023, pelatihan diperluas dengan fokus pada pembuatan briket dari eceng gondok. Briket merupakan solusi efisien dalam memanfaatkan sumber daya terbarukan sebagai bahan bakar. Dengan mengompres eceng gondok menjadi blok yang dapat dibakar, kelompok tani diajarkan cara untuk menciptakan bahan bakar ramah lingkungan yang bermanfaat dalam memulai dan mempertahankan nyala api.
Inisiatif Tim KKN-PPM UGM ini tidak hanya memberikan wawasan baru kepada kelompok tani, tetapi juga turut mendorong adopsi praktik berkelanjutan dalam pertanian dan pengelolaan limbah. Melalui kolaborasi seperti ini, potensi positif dapat ditingkatkan, memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat lokal dan lingkungan.